— 22 —

Taeyong melangkahkan kakinya—mendekati pria yang menurutnya sangat mirip dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Yuta sebelumnya.

“Uhm, halo?” sapa Taeyong ragu.

Pria itu menoleh, menatap Taeyong dari atas sampai bawah dengan intens. Kemudian tanpa aba-aba, pria itu mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak beberapa CM saja di depan wajah Taeyong.

Taeyong menahan nafasnya, ia cukup terkejut tentu saja.

“Ah—lelaki mungil bermata besar seperti boneka, dengan bekas luka didekat sudut mata.” ujar pria itu seraya menjauhkan tubuhnya. “Lee Taeyong, benar?” lanjutnya.

Taeyong menghembuskan nafas lega, demi Tuhan—jika saja ia tidak berada ditempat ramai seperti ini, pasti pria asing dihadapannya itu sudah ia tendang habis-habisan!

Taeyong mengangguk kecil. “Iya, bener.”

Pria itu terkekeh kecil. “Lucas, nama saya Lucas. Kamu—”

Bip Bip Bip

Lucas memutar bola matanya malas, ia cukup kesal karna ucapannya terpotong oleh sebuah suara—atau sinyal yang berasal dari arlojinya. “Sayang sekali,” ujarnya seraya mematikan 'sinyal' itu. “Sebenarnya saya ingin mengobrol lebih banyak sama kamu, tapi sepertinya tidak bisa karna kita harus segera pergi dari sini.”

“Kemana?” tanya Taeyong penasaran.

“Nanti juga kamu tau.” Lucas menyeringai. “Ayo ikuti saya.”