— 🛌💕 —
. . . . .
Tok tok tok
“Than? Aku masuk ya?”
Ethan tersentak, dengan cepat ia bangun dan beranjak dari ranjang. “B-bentar! Jangan masuk dulu, Jeff!” jawabnya panik. Aduh, tadi pintu kamarnya gue kunci ga ya??? Shit, piyama gue mana?!
Ngomong-ngomong, Ethan masih dalam kondisi memakai lingerie pemberian Jeffrey. Ia tadi berniat tidur hanya memakai itu, karena terlalu malas untuk ganti baju lagi.
“K-kenapa? Ada apa?” tanya Ethan setelah membuka pintu kamarnya.
Jeffrey terhenyak begitu melihat sosok dihadapannya. Matanya bergulir menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia menggeleng kecil seraya mengulum bibir, menahan senyum.
Ethan mengerutkan dahi, “Ada yang lucu?”
Tanpa menjawab, Jeffrey mengulurkan tangannya dan menyentuh kancing baju piyama Ethan—
“Heh! Mau ngapain lo, Jeff?!”
—tapi langsung ditepis.
“Itu, baju kamu miring. Mau aku benerin tadi.” tunjuk Jeffrey.
Ethan menunduk dan mendapati kancing bajunya yang tidak beraturan. Spontan kedua tangannya menutup perut buncitnya—yang sedikit terlihat, karena ada beberapa kancing yang tidak terpasang dengan benar. Wajahnya pun mulai memerah.
“Balik badan!” titah Ethan.
“Eh? Ngapain?” tanya Jeffrey bingung.
“Gak usah banyak tanya, cepet balik badan! Jangan balik lagi sebelum gue kasih aba-aba!”
Jeffrey melihat gerak-gerik Ethan, lalu mengangguk paham. “Iya, iya.”
“Jangan ngintip!”
“Iyaaaaa.”
Dengan tergesa-gesa, Ethan mulai melepaskan kancing bajunya satu-persatu, kemudian ia kembali memasangnya.
“Udah belum?”
“Belum!”
“Ck, lama banget. Perlu bantuan, gak?”
“Gak.”
“Oke.”
”...”
”...”
“Udah, lo boleh berbalik sekarang.” ujar Ethan saat kancing terakhir terpasang. “Oh ya, kok lo tadi nawarin bantuan? Emangnya lo tau, gue lagi ngapain?”
Jeffrey berbalik dan tersenyum manis. “Apa sih yang gak aku tau tentang kamu?”
“Ewh, norak.”
“Hehe.”
“Btw, lo ada perlu apa sama gue?”
“Emm.. Ga ada apa-apa sih.”
Ethan merenyit heran, “Kalo ga ada—”
“Tidur bareng, yuk?” potong Jeffrey cepat.
“Hah, tidur?”
“Iya, tidur.” ujar Jeffrey dengan senyum lebarnya.
Ethan diam sejenak, lalu matanya melebar begitu sesuatu melintas di pikirannya. “Jangan bilang lo jadi horny karna tadi gue kirim—”
Jeffrey menggeleng cepat, “Bukan—bukan! Astaga, bukan 'tidur' itu yang aku maksud, Ethan. Tapi beneran tidur. Kita tiduran, terus tutup mata, gitu.”
Ethan memincingkan matanya, menatap Jeffrey curiga.
“Aku ga bohong, swear! Boleh, ya? Ya ya ya, please?”
Ethan menghela nafas pelan dan berbalik. “Yaudah, cepet masuk. Gue udah ngantuk.”
Jeffrey tersenyum lebar, ia berjalan masuk ke kamar dan ikut berbaring di ranjang bersama Ethan.
“Jeff.” sinyal peringatan dari Ethan begitu merasakan tangan kekar melingkar di perutnya.
“Shh, ayo kita bertiga tidur.” Jeffrey mengecup ringan bahu Ethan. “Good night, Ethan.”
Ethan hanya bisa menghela nafas pelan dan mulai memejamkan matanya.
Juga senyum kecil terpantri di wajah manisnya.