— 🌃 —

“Lo tunggu disini, gue siapin air panas dulu.” Jeffrey menaruh asal jas dan tas kerjanya disofa. “Kalo bosen setel aja TV-nya, dan kalo haus ambil minumnya di dapur.”

Ethan mengangguk paham.

Setelah mendapat respon, Jeffrey beranjak menuju kamarnya—tapi langkahnya terhenti begitu merasakan sebuah tarikan pada baju belakangnya. “Kenapa, Ethan?”

“Gue laper.”

“Lo belom makan?” tanya Jeffrey yang langsung dibalas anggukkan oleh Ethan.

“Mau makan apa? Nanti gue bikinin selagi lo mandi.”

Ethan berfikir sejenak. “Bibimbap.”

“Oke.”

Baru saja Jeffrey berbalik, Ethan sudah kembali menahan bajunya. “Apa lagi?”

“Jus semangka juga..” gumam Ethan pelan.

“Gue gak nyetok buah semangka.”

Ethan mengerucutkan bibir bawahnya tanpa sadar. “Yaudah gak usah.”

Jeffrey tersenyum kecil. “Besok kita beli, oke?” tawarnya seraya menepuk lembut puncak kepala Ethan.

Ethan tersenyum lebar, ia mengangguk semangat dengan mata besarnya yang berbinar-binar.

“Yaudah kalo gitu, gue tinggal ke kamar mandi dulu.”

Ethan lagi-lagi mengangguk sebagai balasan.