Jeffrey mengepakkan pakaiannya seraya melirik-lirik ethan yang tengah memainkan ponselnya dikasur.

“Kamu gak marah, kan?” tanya Jeffrey dengan hati-hati, ia merasa tidak enak pada Ethan.

“Gapapa, lagian perusahaan lo lebih penting daripada gue.”

Jeffrey menghela nafas kasar.

Benar, itu tentang perusahaannya. Jessica memberitahunya jika ada masalah di kantornya. Tapi kalo masalah penting, tentunya ethan lebih penting dari segalanya.

“Kalo kamu keberatan, aku bisa tolak—”

“Jeffrey.”

“Lo itu CEO nya, lo harus tanggung jawab.”

“Tapi, Ethan..”

“Oke.”

“Nanti kita liburan lagi kapan-kapan, kamu yang nentuin tempatnya ya.”

Ethan hanya bergumam sebagai balasan.

Jujur, ia sedikit kecewa karna liburannya terlalu cepat. Padahal ia sudah merencanakan akan pergi ke pantai dan bermain pasir disana. Tapi apa daya? Ia hanya bisa menurut pada pria itu, karna dia bukan siapa-siapa. Ia sadar diri, hanya penumpang.