“Kamu colek gini, trus di jilat biar tau rasa—

—nya.”

“Kenapa?”

Ethan melotot, ia spontan mundur kebelakang dan hampir jatuh— jika tidak di tangkap oleh jeffrey.

“Hati-hati!”

Jantung Ethan berdetak 2x lebih cepat, matamya bergulir tidak menatap mata jeffrey yang menatapnua intens.

“T-thanks..” Gumam ethan pelan.

Ethan meneguk ludah kasar.

“Um.. Jeff, bisa lo lepasin?”

“Hallo? Jeffrey disana?”

Je—hmpphh

Jeffrey mengangkat tubuh ethan mendudukinya diatas pantry, mengukungnya, menciumnya lagi lebih dalam. Tidak penuh nafsu tapi seolah menyalurkan perasaannyam dan itu membuat ethan menghangat.

Jeffrey melepaskan ciumannya, menempelkan dahi mereka seraya terengah engah, nafas menerpa wajah masing2 saling menatap satu sama lain dalam diam.

“I love u”

“You are mine, Ethan.” Bisiknya pada telinga ethan sebelum ia menghisap kuat leher dan memberikan tanda kemerahan disana dan mengecup ribgab hasil karyanya.

Jeffrey tersenyum bangga. Entah dia tidak memikirkan jawaban tidak peduli, yang penting ia merasa sedikit lega karna telah memberifahu perasaannya.

“Ayo, kita lanjut masaknya. Sayang.”