“Mami!”
“Kamu sudah mengecewakan mami dan papi, Ethan.”
Ethan menggigit bibir bawahnya.
“Besok kita pergi dari sini.”
“Saya mohon, jangan pisahkan kami berdua. Saya sangat amat menyayangi Ethan, saya mencintainya!”
“Kalau kamu memang menyayangi anakku, menjauhlah darinya. Biarkan dia pergi dan menyelesaikan studinya. Setelah Ethan menyelesaikan studinya, kalian baru boleh bertemu.”
“Tapi—”
“Kamu sudah menghancurkan masa depannya. Karna kamu, anakku berani membohongiku dan menghentikan studinya.”
“Kalian boleh berkomunikasi tapi tidak boleh bertemu sampai anakku lulus!”
“Ayo Ethan, kita pulang.”
“Kamu mau ikut mami dan papi, atau namamu dicoret dari daftar keluarga?”
Ethan mengangguk pelan.