— 🤦♂️ —
“Ethan?!” Jeffrey terkejut begitu melihat Ethan berada di ruang kerjanya, ia pun segera beranjak dan menghampiri. “Lo bangun? Kenapa? Masih sakit? Haus? Laper? Ayo balik ke kamar dulu, lo masih perlu istirahat. Nanti kalo lo mau apa-apa, biar gue yang urus.”
Ethan hanya diam saja dan menatap Jeffrey datar.
“Ugh—sorry.” Jeffrey menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Gue terlalu berisik, ya?”
“Lo gak kerja?” tanya Ethan tanpa menggubris ocehan Jeffrey.
Jeffrey menggeleng pelan. “Gue skip.”
“Kenapa?”
“Jagain lo.”
Ethan kembali diam, matanya menatap Jeffrey dengan tatapan yang sulit diartikan. “Jadi lo yang jemput gue?”
“Iya.”
Menghela nafas pelan, Ethan berbalik dan berjalan ke arah pintu. “Samgyetang.” pintanya tanpa menoleh ke belakang. “Cepet bikinin, gue laper.”
Jeffrey mengangguk cepat. “Oke. Lo tunggu dikamar aja, ya? Nanti gue anter kalo makanannya udah jadi.”
Ethan hanya berdeham, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jeffrey disana.
Jeffrey yang melihat itu pun hanya bisa mengembuskan nafas kasar, kemudian ia langsung berjalan keluar menuju dapur untuk memasak.